TERASBERITA.-Indonesia menjadi salah satu lokasi uji coba vaksin Tuberculosis (TBC) besutan Bill and Melinda Gates Foundation yang saat ini sedang dikembangkan untuk diedarkan ke seluruh dunia. Vaksin TBC Bill Gates yang rencananya akan diuji coba di Indonesia adalah vaksin yang dikembangkan oleh GlaxoSmithKline atau GSK dan Aeras.
Menyambut adanya uji klinis ini, Kepala BPOM Taruna Ikrar menerima kunjungan dari Senior CMC Advisor, Vaccine Development Bill and Melinda Gates Foundation, Rayasam Prasad di Kantor BPOM, Jakarta Pusat, Kamis (15/5/2025).
Beri izin uji klinis fase 3
Taruna menuturkan, vaksin TBC Bill Gates sudah melewati uji klinis fase 1 dan fase 2 untuk berfokus pada keamanan dan dosis. “Uji klinis fase 1 ini bukan di negara seperti kita, di negara Eropa, di Swiss, itu negara maju. Uji (fase) tiga sudah melalui proses yang panjang, maka efek samping yang dikhawatirkan saya kira bisa ditolerir,” kata Taruna. Karena itu, BPOM baru memberikan izin pelaksanaan vaksin TBC fase 3 setelah proses evaluasi ilmiah yang ketat oleh tim independen dari Komite Nasional Evaluasi Obat.
Tim ini terdiri dari para profesor ahli dari berbagai universitas terkemuka, di antaranya dari Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung. Uji klinis fase 3 bertujuan untuk memastikan efikasi atau khasiat vaksin dalam mencegah TBC, yang diharapkan dapat mencapai lebih dari 50 persen. “Yang jelas bahwa BPOM telah memutuskan memberikan approval terhadap uji klinis fase 3 ini,” ujarnya.
Efek samping
Taruna mengatakan, pada uji klinis vaksin TBC fase 1 dan 2 yang dilakukan di Eropa, efek samping yang dirasakan yakni peningkatan suhu tubuh atau demam. Ia meyakini, vaksin TBC hanya akan berefek samping pada peningkatan suhu, bukan berisiko menyebabkan kematian. “Efek samping yang diperlihatkan memang ada demam, ada peningkatan suhu pada tahap-tahap awal, itu sama dengan vaksin pada umumnya. Tapi tidak ada yang berefek pada risiko yang berbahaya, misalnya membahayakan jiwa,” tambah Taruna. Taruna mengatakan, vaksin TBC justru menguntungkan bagi Indonesia sebagai negara kedua dengan penyakit TBC terbesar di dunia setelah India.