

Terasberita-Makassar,Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar menaruh perhatian serius terhadap penurunan angka stunting di wilayah-wilayah prioritas. Enam kelurahan dengan prevalensi stunting tertinggi kini menjadi fokus utama intervensi lintas instansi, yakni Kelurahan Tidung, Mangasa, Pai, Sudiang, Pannampu, dan Kaluku Bodoa.
Langkah awal dilakukan Dinas Perikanan dan Pertanian (DP2) Makassar melalui kegiatan Gerakan Pencegahan Stunting di Kelurahan Tidung. Program ini menjadi pintu masuk bagi rangkaian intervensi terpadu yang akan menyasar lima kelurahan lainnya dalam waktu dekat.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap DP2 Makassar, Suriyati, menjelaskan, penetapan enam kelurahan prioritas tersebut didasarkan pada hasil evaluasi Dinas Kesehatan dan Dinas Pengendalian Penduduk dan KB. “Kami memulai dari Kelurahan Tidung karena prevalensi stunting di wilayah ini tergolong paling tinggi,” ujar Suriyati.
Program DP2 tidak hanya berfokus pada sosialisasi, tetapi juga menyentuh kebutuhan langsung masyarakat. Dalam kegiatan di Tidung, DP2 membagikan makanan olahan berbasis ikan kepada anak-anak sekolah serta tas ransel edukatif sebagai bagian dari kampanye gizi seimbang.
Kepala DP2 Makassar, Aulia Arsyad, menegaskan, program pengendalian stunting yang digerakkan secara kolaboratif Dinas Pengendalian Penduduk dan KB serta Dinas Kesehatan. “Ini adalah langkah awal untuk memperkuat sinergi antarinstansi dan memastikan anak-anak kita tumbuh sehat dan cerdas,” katanya.
Kata dia, makanan olahan yang dibagikan merupakan hasil produksi UMKM lokal binaan DP2. Selain memenuhi kebutuhan gizi anak, langkah ini juga menjadi bentuk pemberdayaan ekonomi masyarakat di sekitar wilayah sasaran.
“Kami ingin masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga bagian dari proses. Produk-produk ini dibuat oleh pelaku UMKM yang kami bina,” jelasnya.
Menurut Aulia, tantangan terbesar dalam pencegahan stunting bukan hanya soal ketersediaan pangan bergizi, tetapi juga pola pikir masyarakat terhadap kesehatan dan pernikahan dini.
“Ibu-ibu perlu lebih memperhatikan kesehatan saat hamil. Banyak kasus stunting terjadi akibat pernikahan di usia terlalu muda atau melahirkan di usia yang terlalu tua. Ini harus kita cegah bersama,” tambahnya.
Data Dinas Kesehatan Makassar menunjukkan bahwa enam kelurahan tersebut memiliki angka stunting di atas rata-rata kota. Di beberapa wilayah seperti Pannampu dan Kaluku Bodoa, masih ditemukan balita dengan berat dan tinggi badan di bawah standar WHO. Faktor ekonomi keluarga, kurangnya pemahaman tentang gizi, serta pola asuh yang belum optimal menjadi penyebab utama.
DP2 menilai pendekatan lintas sektor sangat penting. Selain DP2, kegiatan ini juga melibatkan kader PKK, posyandu, penyuluh lapangan, hingga tokoh masyarakat setempat untuk memperluas jangkauan edukasi.
Ke depan, DP2 akan menggandeng pelaku industri olahan ikan skala kecil untuk memproduksi bahan pangan bergizi sebagai sumber protein harian anak-anak di wilayah prioritas. Pelatihan pengolahan pangan bergizi dijadwalkan berlangsung di Mangasa dan Pai sebagai lokasi berikutnya.
Upaya ini merupakan bagian dari target besar Pemerintah Kota Makassar di bawah kepemimpinan Wali Kota Munafri Arifuddin, yang menekankan pentingnya kolaborasi lintas dinas untuk mencapai zero stunting pada tahun 2030